Pasca Galungan Volume Sampah di Tabanan Meningkat

Struktur Organisasi

Setelah peringatan Hari Raya Galungan, volume sampah di Kabupaten Tabanan meningkat drastis. Di atas rata-rata harian hingga 20 ton lebih banyak dibuang.

Karena peningkatan ini, petugas harus bekerja dalam dua shift untuk mengangkut jumlah sampah yang semakin banyak. Peningkatan sebesar 20 ton, jika dihitung secara persentase, mencapai angka 20%. Sebelumnya, rata-rata diproduksi 110 ton sampah per hari, tapi saat Hari Raya Galungan jumlahnya meningkat menjadi 130 ton. Namun demikian, meskipun ada pengangkutan double shiff, tidak ada penumpukan sampah yang berhari-hari.

Menurut I Gusti Putu Ekayana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan, volume sampah di wilayah tersebut selalu meningkat setelah Hari Raya Galungan. Terutama karena peningkatan jumlah sampah upacara yang berkontribusi sekitar 15-20 persen dari hari-hari biasa. Hal ini menjadi perhatian bagi kami dan kami terus berupaya untuk mengelola sampah dengan lebih baik di masa depan.

Menurutnya, volume sampah yang tinggi terjadi di seluruh wilayah pengangkutan sampah oleh DLH. Wilayah paling terkena dampak adalah sepanjang Jalan Merak, Desa Dajan Peken hingga Jalan Debes Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan. “Jalan Merak terdampak karena beberapa TPS sudah dihapus. Masyarakat masih sering membuang sampah di tempat itu (Jalan Merak),” tambahnya.

Karena jumlah sampah yang semakin meningkat, petugas kami telah beralih ke pengangkutan double shiff. Biasanya, satu truk akan mengumpulkan semua sampah di wilayah mereka, tetapi sekarang mereka harus berangkat dua kali atau bahkan lebih. Bahkan, untuk mencegah terjadinya tumpukan sampah menjelang Hari Raya Galungan, petugas kami telah mulai melakukan pengangkutan di wilayah tugas mereka.

“Kami telah mengembangkan strategi transportasi untuk menghindari kebocoran di setiap TPS kami. Kami mulai mengosongkan TPS sejak 2 hari sebelum Galungan. Dengan kata lain, kami secara bertahap melakukan pengangkutan menggunakan 22 truk yang kami miliki,” jelas Ekayana.

Menurut Kepala UPTD Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja Dinas Lingkungan Hidup Tabanan, I Wayan Atmaja, jumlah sampah yang dibawa ke TPA Mandung terus meningkat. Bahkan, banyak dari sampah ini adalah hasil dari upacara adat. “Dulu hanya satu truk untuk mengangkut sampah, tapi sekarang bisa mencapai 3 kali lipat,” kata Atmaja.

Walaupun ada peningkatan dalam jumlah sampah yang dibuang, tidak ada antrian yang terjadi saat membuangnya. Setiap truk pengangkut naik secara bergantian ke atas untuk melaksanakan pembuangan sampah. “Kami biasanya membawa sampah ke ujung timur dan kemudian menggunakan alat berat untuk memindahkan mereka setelah dibuang oleh truk pengangkut.”